Alam Penyair Maya .
Lelaki renta
tengadah langit lelaki resah asa
di garis batas cakrawala senja
mata tertutup di ranah bisu
aksara
terduduk kaku di sebuah dipan
tua elok paras senja tak gugah jiwa
lambai mentari pudar di batas
buana
senyum rembulan hambar di
ujung semesta di hembusan nafasnya
menghambur sejuta hamparan
angan rasa
memilin jelaga pada noktah
aksara
mempasak tiang tuk sangga semesta dalam bulir kristal jiwa
basah mengikat setiap helai
sajadah tua
yang merenda setiap lambaian
jiwa
pada jalur aksara dalam pinta nestapa
.
LELAKI LUMPUH DI ATAS DIPAN
TUA
Lelaki renta
tengadah langit lelaki resah asa
di garis batas cakrawala senja
mata tertutup di ranah bisu
aksara
terduduk kaku di sebuah dipan
tua elok paras senja tak gugah jiwa
lambai mentari pudar di batas
buana
senyum rembulan hambar di
ujung semesta di hembusan nafasnya
menghambur sejuta hamparan
angan rasa
memilin jelaga pada noktah
aksara
mempasak tiang tuk sangga semesta dalam bulir kristal jiwa
basah mengikat setiap helai
sajadah tua
yang merenda setiap lambaian
jiwa
pada jalur aksara dalam pinta nestapa
.
LELAKI LUMPUH DI ATAS DIPAN
TUA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar